Sosiolog Indonesia Bergerak untuk Transformasi Sosial
portalAPSSI.id– Krisis global bersumber dari ideologi modernisme yang menciptakan struktur eksklusif dalam masyarakat dunia. Struktur ekslusif dalam politik ekonomi mendorong praktik kekuasaan formal (negara) yang destruktif terhadap tatanan sosial lokal (kearifan lokal) melalui penyeragaman kelembagaan pemerintahan, ekspolitasi alam beroreintasi ekspor bahan mentah, dan pemusatan kebudayaan.
Konsekuensi modernisme adalah kerusakan tata keadilan bagi kemanusiaan melalui kerusakan lingkungan, marjinalisasi (kekerasan) masyarakat adat, terberangusnya tata kelola berbasis lokal desa, akses pekerjaan sempit bagi masyarakat lokal, pemberangusan kebebasan berpendapat, pelanggaran HAM pemerintah atas nama kepentingan nasional dan lain sebagainya.
Pada konteks keindonesiaan, modernisme dalam ekonomi politik dan sosial kebudayaan berlangsung selama Orde Baru (1969-1998). Setelah Indonesia memasuki demokrasi, pendekatan transformasi mulai dijadikan sebagai perspektif dalam setiap periode pemerintahan. Namun tantangan dan halangan politik transformasi dalam demokrasi Indonesia masih banyak terutama, secara sosiologis, dari berbagai aktor modernisme Orde Baru.
Tantangan berkembang pada saat masyarakat dunia mengalami digitalisasi. Digitalisasi masyarakat (transforasi digital) ditandai oleh kelembagaan baru interaksi sosial, dinamika antar praktik sosial, yang mendekonstruksi tata norma dan pergeseran model kepemimpinan sosial melalui internet things termasuk paltform media sosial.
Dekonstruksi atas norma sosial melahirkan realitas post-truth dari berbagai praktik sosial dimana kebenaran informasi diabaikan, dan sentimen personal maupun kelompok lebih berpengaruh. Hal ini menjadi tantangan baru bagi upaya rekonstruksi tatanan kearifan lokal dan kemanusiaan yang melandaskan pada akar kebudayaan dan keluhuran norma-norma lama.
Walaupun berada dalam lautan tantangan jaman, perspektif transformasi tetap menjadi fondasi dalam pengelolaan negara bangsa. Kekuatan ruang publik yang diisi oleh kritisme dan aktivisme berupaya menjadi pengelola terhadap berbagai kebijakan formal maupun perilaku (praktik) seluruh aktor.
Berdasar pada komitmen atas perspektif transformasi inilah APSSI menyelenggarakan kegiatan Lokakarya dan Pengabdian Masyarakat: Strategi Transformasi Sosial Menuju Green Digital Society pada 9-11 November 2022 di Surabaya. Kegiatan pengabdian masyarakat akan menjadi penanda pelantikan pengurus APSSI yang bermakna sosiolog Indonesia bergerak langsung dalam masyarakat. Istilah green digital society merujuk pada konsep green society dan green digital yang secara mendasar adalah sistem sosial digital yang memperjuangkan keberlanjutan melalui integrasi perawatan lingkungan dan nilai lokal dalam ekonomi, politik, dan sosial kebudayaan.
Novri Susan
Sekjen APSSI